-->

Terlalu Jujur Berbisnis itu Tidak Baik?

Terlalu jujur dalam bisnis itu tidak baik? Kata rekan saya - seorang pengusaha  developer properti - dengan nada canda, “Jika ingin sukses dalam berbisnis, jangan terlalu jujur!”. Kebetulan kita cukup dekat karena dulu saya pernah memborong pagar di perumahan yang dia bangun. Tapi untuk proyek selanjutnya saya memutuskan tidak ambil bagian karena pembayarannya sering molor. Rugi di perputaran modal jadinya

pengusaha sukses lahir batin itu harus jujur dan amanah
Meski hubungan bisnis pernah kurang harmonis, secara pribadi saya dan dia tetap berteman baik. Saya sih mencoba menerapkan prinsip “business is business – friend is friend”. Artinya, tidak mencampur urusan bisnis dengan urusan pribadi. Karena keduanya merupakan hal berbeda

Kembali ke prinsip kejujuran dalam dunia bisnis. Menanggapi kata rekan tadi, benarkah untuk jadi pengusaha sukses itu kita tidak boleh terlalu jujur? Haruskah pintar berbohong?

Sebagian orang pasti berpendapat bahwa menjalankan usaha dengan cara tidak jujur itu hasilnya pasti tidak berkah. Saya juga berpikiran sama. Sesuai pesan orang tua yang mendidik kita agar jangan suka berbohong. Nanti hidung jadi panjang kayak Pinokio. (Sst... Jangan bilang siapa – siapa ya kalau sebenarnya saya sengaja sedikit berbohong agar hidung pesek saya agak mancung dikit... hahaha)

Tapi benarkah bahwa selama ini kita telah benar-benar 100% berlaku jujur dalam wirausaha? Baik itu usaha besar atau usaha kecil-kecilan bidang industri, perdagangan, jasa dan bisnis apa sajalah. Yakin?

Contoh dalam kondisi berikut:

Bpk ibu adalah seorang pedagang produk wanita. Pakaian misalnya. Ketika kebetulan ada calon konsumen seorang waria / bencong mencoba rok dan bertanya, “bagaimana dengan rok ini, apakah saya terlihat cantik saat memakainya?”

Apakah Anda dengan jujur menjawab, “elo tuh pakai rok semahal apapun, tetap saja kelihatan jelek! Sono tuh beli aja jas hujan biar keliatan norak sekalian!”

Tentu dengan pura-pura tersenyum menahan tawa Anda akan mengiyakan saja. Daripada berkata jujur akibatnya bisa buruk. Udah dagangan tak laku, dipisuhi bencong lagi. Ih..., eike civok angus lu!!

Menurut saya “kebohongan kecil” macam itu masih wajar. Asalkan tidak merugikan orang lain sih no problem. Walau ada pula orang punya pendapat bahwa: sekecil apapun satu kebohongan, tetap tidak bisa ditolelir. Itu sih hak pribadi masing-masing. Kalau memang bisa jujur level dewa macam itu sih lebih baik. Masalahnya, selain dalam cerita dongeng, emang ada manusia yang sempurna?

Beda lagi kalau misalnya kita tahu bahwa si bencong itu tajir banget lantas mengatakan bahwa rok tersebut asli impor dari Amerika dan harganya 3 juta. Padahal sebenarnya kulakan di Tanah Abang seharga 100 ribuan. Itu namanya pembodohan yang sungguh terlalu!

Atau contoh ini malah jadi ide trik cari untung besar ya? Jangan dong ah, ga baik berbisnis dengan cara memanfaatkan ketidaktahuan konsumen semacam itu. Dosa hukumnya. Kecuali... kepepet! Ahai..., becanda tante...

Contoh ketidak-jujur-an kecil dalam berbisnis lain bisa dicari sendiri ya. Yang jelas, dalam kapasitas sebagai manusia biasa seyogyanya kita berusaha untuk bersikap jujur. Baik itu dalam berwiraswasta maupun dalam kehidupan sehari-hari

Sebab sekali kita melakukan kebohongan dan ternyata mendatangkan keuntungan, percayalah kita akan ketagihan untuk terus melakukannya. Tak peduli itu merugikan pihak lain atau tidak. Karena duit bisa membutakan mata hati. Kadang bisa bikin orang tega berbuat curang menipu teman bahkan saudara sendiri
So, seperti kata ustadz: Niatkan dalam bekerja atau berwirausaha guna mencari rezeki halal demi menafkahi keluarga. Jangan biarkan anak istri makan hasil uang haram
Saya menulis artikel ini bukan supaya dianggap sebagai orang bijak atau ingin sok menggurui pembaca. Saya hanya ingin mengingatkan diri sendiri. Karena jujur saja pernah melakukan kesalahan dan berusaha tidak mengulanginya lagi. Ya, 15 tahun lalu saya pernah buka usaha rental VCD original tapi digandakan sendiri. Jelas itu melanggar hak cipta.

Hasilnya memang sangat menguntungkan. Bayangkan. Kita beli VCD ori sebiji, dicopy jadi puluhan keping lalu disewakan dengan tarif original. Waktu itu bisnis rental VCD lagi booming. Dalam waktu kurang seminggu 1 judul film sudah balik modal. Secara hitung-hitungan bisnis keuntungan luar biasa. Tapi apa?

Mungkin karena cara bisnis saya yang tidak fair, hasilnya kurang barokah. Duit memang banyak. Tapi masalah ada saja yang datang menguras keuangan. Sampai pada masa kejayaan usaha rental VCD berakhir, duitnya juga tamat. Tidak nyantol jadi apa-apa!

Berbekal pengalaman tersebut, saya sekarang berusaha menjalankan usaha (bengkel las kecil-kecilan) dengan kejujuran. Berusaha tidak berbohong pada konsumen dengan cara mengurangi spesifikasi bahan sesuai perjanjian. Meskipun keuntungan tidak besar tapi cukuplah buat belanja. Daripada dapat untung gede tapi hati tidak tenang dihantui rasa bersalah

Untungnya istri saya selalu mengingatkan jika ada gelagat saya mulai terpancing main curang. Terus terang saya orangnya suka khilaf kalau tidak ada yang mengingatkan. Maklum, lihat duit itu rasanya kok semriwing gitu hehehe...

Jadi ibu-ibu, kalau suaminya cari duitnya kurang bener tolong diingatkan. Jangan malah didorong buat korupsi, manipulasi, kolusi dll. Kalau ingin putra-putinya jadi anak baik-baik, ya kasihlah makan dari hasil kerja / usaha baik-baik juga. Jadilah orang tua yang amanah dengan memberi suri teladan kebaikan

Kesimpulannya: Apakah agar bisnis kita sukses itu tidak boleh terlalu jujur? Benar atau salah? Dalam konteks ditelan mentah-mentah, jawabnya tidak benar! Karena pada prinsipnya, konsep kejujuran dalam memutar roda bisnis itu harus dijunjung tinggi. Tapi kalau dalam batas “kebohongan bersyarat” mungkin benar. Logikanya kalau saya jujur bilang bahwa Anda itu sudahlah jelek, bibirnya dower, hidungnya pesek, baunya kecut... kudisan lagi! Apa kira-kira Anda tidak tersungging?

Dan akhir kata cukup sekian tulisan tanpa makna ini berakhir. Kalau terus dilanjutkan saya khawatir saudara saudari bakal muntah. Terima kasih telah berkunjung. Mari sama-sama mengingatkan kalau ada ketidak-jujur-an di antara kita. Jika ada salah-salah kata mohon dimaafkan. Semoga usaha kita semua berjalan lancar tanpa berbuat kecurangan fatal. Semangat ya! Terima kasih. Wassalamualaikum wr wb... Baca juga ulasan lain berikut: Prinsip bisnis 3H

Facebook Comments

1 komentar:

Kalau menurut saya.. dalam kasus memberikan komentar positif pada calon pembeli pakaian, kita bukan berbohong tapi CERDIK. Meskipun dia terlihat naujubilah ancur banget saat memakai rok tsb, kita bisa memilih untuk tarik nafas, memahami bahwa dia adalah ciptaan Tuhan, kemudian berkata: bagus juga kok Mbak.. jadi menutupi pahanya yang besar.. hehehe..

Jadi ujung-ujungnya kita bukan berdusta.. tetapi melihat dari sudut pandang lain, yakni sudut pandang positif..

Balas

Jika berkenan silahkan kirim komentar, memberi masukan, kritik yang membangun, share pengalaman atau promosi bisnis anda sesuai materi pembahasan