Cara Menghitung Harga Sewa Rental Barang
Tips berbisnis jasa. Bagaimana metode cara menghitung,
menentukan, menetapkan atau mematok tarif harga sewa barang / peralatan pada
bisnis usaha jasa rental persewaan? Berapa nilai biaya sewa yang pantas dan
wajar sehingga tak memberatkan pelanggan tapi tetap menguntungkan pemilik jasa
penyewaan?
Pertanyaan itu sering ditanyakan calon wiraswastawan
pemula. Terutama yang tertarik terjun dalam usaha penyewaan kendaraan, alat
pesta, mesin, alat rumah tangga dan sejenisnya. - Untuk info aneka macam jenis barang
peralatan dan perlengkapan yang bisa disewakan secara lengkap, silahkan baca
artikel: Daftar 100 ide peluang usaha persewaan.
Strategi penetapan harga pada usaha jasa penyewaan jelas
beda dengan bisnis manufaktur dan jual beli (perdagangan). Sampai sejauh ini belum
ada rumus atau patokan pasti tentang metode / cara menghitung dalam menentukan
harga sewa barang. Terserah pada penyedia jasa mengenakan berapa tarif atas
benda yang akan disewakan pada konsumen.
Namun hati-hati dalam menyusun daftar harga. Tarif
sewa terlalu mahal dapat mengakibatkan pelanggan lari beralih pada pesaing.
Sebaliknya, jika harga sewanya terlalu murah, Anda akan merugi. Resiko paling
fatal adalah barang tersebut telah rusak sebelum balik modal.
Faktor Yang Mempengaruhi Harga Sewa
Sebelum menyusun daftar harga sewa, ada beberapa
unsur elemen yang sebaiknya dijadikan bahan pertimbangan. Beberapa komponen dasar ini
terbagi dalam 2 faktor: internal dan external
Faktor internal
- Harga beli
- Garansi produk
- Jangka waktu sewa
- Keuntungan yang diharapkan
Faktor Eksternal
Penjelasan mengenai aspek-aspek krusial sebagai
bahan acuan penghitungan biaya sewa adalah sebagai berikut
Harga beli
Berapa total harga beli barang yang akan disewakan
tersebut? Jika membeli dengan cara kredit melalui leasing, hitung juga bunga
cicilan yang harus ditanggung sampai lunas. Artinya, yang dijadikan patokan
bukan harga cash, melainkan total DP dan angsuran yang harus dibayar.
Contoh dalam usaha rental kendaraan: Anda beli mobil
Toyota Avanza seharga 195 juta jika dibayar kontan. Tapi Anda membelinya secara
kredit selama 3 tahun, degan rincian DP 18 juta dan Angsuran 6.265.000,-
perbulan. Maka yang jadi acuan bukan 195 jt melainkan: nilai angsuran perbulan
x jangka waktu kredit (3 tahun / 36 bulan) + DP
6.265.000 x 36 + 18.000.000 = 243.540.000,- rupiah
Jangka waktu garansi barang
Ini faktor yang sering terlewatkan dari hitungan.
Padahal penting guna menetapkan berapa lama waktu ideal agar barang yang
disewakan balik modal / BEP.
Karena sudah jadi rahasia umum, produsen barang akan
memberikan jaminan garansi tidak melebihi batas maksimal lama penggunaan dalam
uji coba. Misalnya garansi mesin 1 tahun. Itu artinya mesin tersebut diperkirakan
akan rusak atau tak maksimal lagi setelah dipakai secara ‘terus menerus’ selama
setahun.
Berdasar analisa tersebut (semoga saja benar), maka
waktu ideal untuk BEP tak boleh lebih dari setahun.
Lama Waktu Sewa
Dalam mengenakan biaya sewa, harus dibedakan lama
masa sewa. Sewa harian, mingguan, bulanan atau paket tahunan tentu harganya
beda. Makin lama durasi sewa, ongkosnya juga makin murah.
Prosentase selisih harga bisa ditetapkan secara
berjenjang dari harga sewa harian. Terserah mau diMisalnya biaya sewa 1 minggu
selisih 5% dari sewa 1 hari. Sewa 1 bulan selisih 10%. Sewa setahun selisih
20%.
Hal ini berdasar asumsi menyewakan dalam jangka
waktu lama mengurangi resiko kerusakan, kehilangan dan tak tersewakan alias
barang nganggur di gudang.
Jelasnya begini. Jika disewa selama setahun, maka
barang tersebut sudah pasti angka sewanya. Beda kalau disewa harian. Belum
tentu barang tersebut “laku” selama 360 hari. Pasti ada saat di mana barang
tersebut nongkrong di gudang karena tak setiap hari disewa orang. Selain itu
resiko kerusakan dan kehilangan juga besar pada sistem sewa harian karena
sering berpindah tangan
Penyewa perorangan biasanya menyewa dalam jangka
pendek. Sedang penyewa korporasi (lembaga atau perusahaan) biasanya menyewa
dalam jangka waktu panjang. Yang biasa jadi obyek penyewaan jangka lama adalah:
alat kantor, scaffolding, alat berat, crane, alat pengeboran dan perlengkapan
pendukung yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan
Laba yang diharapkan
Ini faktor paling penting dalam bisnis apapun.
Karena prinsip ekonomi itu untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dengan
modal sekecil mungkin, wajar kalau mentargetkan laba tinggi. Dan sepertinya tak
perlu penjelasan terlalu panjang untuk hal ini. Rasanya keuntungan 25% sampai
50% masih wajar untuk bisnis rental persewaan.
Harga Pesaing
Cari tahu berapa harga sewa pesaing untuk barang
sejenis yang ingin Anda rentalkan. Caranya:
- Datang / nelpon pura-pura mau nyewa
Biasanya pelaku usaha persewaan mempunyai daftar
harga terperinci dan akan memberikan pada siapa saja yang bertanya.
- Browsing di Google
Cari di kotak penelusuran Google dengan kata kunci
(keyword) “harga sewa barang ‘apa’ di ‘daerah mana”.
Catatan: Ganti kata ‘apa’ dengan nama barang yang Anda cari. Ganti kata ‘daerah mana’ dengan nama kota atau daerah tempat rental persewaan Anda.
Dalam contoh ini saya mencari informasi dengan kata kunci”harga sewa mobil di malang”. Maka hasil pencarian terlihat seperti gambar screenshot di bawah ini:
- Datang Menawarkan Kerja Sama
Lebih gentle lagi kalau terus terang saja ingin
membuka bisnis sejenis dan menawarkan kerja sama sebagai mitra kerja. Dengan
menjadikan pesaing sebagai relasi bisnis justru lebih menguntungkan. Dan jika
sang pemilik menyambut dengan ramah, berarti usaha Anda telah maju satu
langkah. Jika responnya tak menyenangkan, tak perlu sakit hati. Anggap saja dia
lagi dapet
Contoh: kebetulan barang di tempat pesaing lagi
kosong, maka dia akan menyewa barang kita untuk disewakan kembali pada
pelanggannya. Hal itu hanya akan terjadi jika antara kita dan pesaing telah
terjalin hubungan baik. Kedua belah pihak sama-sama untung bukan?
Kebutuhan Pasar
Fungsi memasukkan unsur kebutuhan pasar dalam
penentuan harga sewa adalah menghitung kemungkinan barang yang disewakan
menghasilkan. Untuk barang yang potensi pasarnya besar (banyak dibutuhkan
konsumen), kemungkinan barang tersebut disewa pelanggan juga besar. Sebaliknya,
untuk barang yang pangsa pasarnya sempit atau hanya orang tertentu saja yang
membutuhkan, kemungkinan disewa pelanggan juga kecil. Untuk itu perlu dilakukan
riset / survey pasar & studi kelayakan bisnis agar jasa yang ditawarkan tidak jadi barang rongsokan.
Barang-barang dengan potensi serapan pasar tinggi,
tarif yang dikenakan idealnya lebih rendah dari produk yang celah pasarnya
sempit.
Contoh: prosentase biaya sewa untuk video shooting
harusnya lebih rendah daripada prosentase harga sewa drone. Meskipun keduanya sama-sama
berfungsi sebagai sarana pengambilan gambar video, tapi pangsa pasar video
shooting lebih luas ketimbang drone. Setidaknya untuk saat ini. Entahlah jika
dalam 2 – 3 tahun mendatang seiring perkembangan teknologi mengharuskan orang
menjadikan drone sebagai kebutuhan vital. Bisa jadi tarif sewa drone setara
dengan kamera video biasa. Siapa tahu?
Rumus Untuk Menghitung Biaya Sewa
Berdasar faktor-faktor di atas, berikut adalah
beberapa altenatif metode perhitungan dalam menentukan besaran harga sewa barang.
Rumus1: Berdasar Harga Pesaing
Ini salah satu cara paling mudah untuk menentukan
harga sewa. Kita tinggal mengikuti dan menyesuaikan dengan tarif yang
ditawarkan oleh pesaing. Untuk merebut hati pelanggan serta meningkatkan daya
saing, kita patok harga sedikit lebih murah. Tapi selisihnya jangan terlalu
besar. Hal itu bisa berakibat perang harga dan justru merugikan semua.
Rumusnya sbb:
Harga Sewa (H) = Harga Pesaing (HP) – Nilai Prosentase Harga Pesaing (HP x N : 100)
Contoh: Harga pesaing Anda adalah 100.000,-. Anda
ingin menyewakan jenis produk yang sama persis dengan harga 5% lebih murah.
Maka harga yang ditawarkan pada pelanggan adalah:
100.000 – (100.000 x 5 : 100) = 95.000
Atau jika Anda ingin pasang tarif di atas pelanggan, anda bisa mengubah tanda (-) dalam rumus di atas dengan (+) menjadi:
Harga (H) = Harga Pesaing (HP) + Nilai Prosentase Harga Pesaing (HP x N : 100)
Jika anda menggunakan metode pendekatan harga
pesaing, maka rumus-rumus lainnya bisa diabaikan. Cara ini paling cocok diterapkan
pada jenis bisnis jasa rental yang secara umum telah ada di masyarakat dan banyak
pesaingnya.
Anggap saja pesaing telah melakukan kajian secara tepat
dan mendalam sebelum melounching harga tersebut. Jadi kita tinggal enaknya saja
mengekor dari belakang. Kalau setelah dipraktekkan dan ternyata kurang menguntungkan,
kita tinggal merevisi biar pas.
Rumus 2: Berdasar Nilai Angsuran dan Laba yang diharapkan
Metode kedua ini juga tergolong sederhana. Bagi owner
rental yang beli barang secara kredit dan tak mau pusing berhitung matematika, cukup
mematok tarif sebesar cicilan yang harus dibayar sebulan plus keuntungan yang
diinginkan. Beres!
Rumus dasar untuk harga sewa bulanan:
Harga sewa (H) = nilai angsuran (A) + laba yang diharapkan (L)
Rumus untuk biaya sewa harian
Harga sewa (H) = nilai angsuran (A) + laba yang diharapkan (L) : 25
Ket: jumlah hari dalam sebulan adalah 30 hari. Namun
hari efektif kerja adalah 25 hari. Jadi angka pembagi dalam rumus ini adalah
25. Ini juga dimaksudkan untuk memberikan selisih harga lebih tinggi dari sewa
bulanan
Rumus untuk ongkos sewa tahunan
Harga sewa (H) = nilai angsuran (A) + laba yang diharapkan (L) x 10
Ket: Setahun terdiri dari 12 bulan. Angka 10
dijadikan angka peng-kali dimaksudkan memberi nilai selisih lebih murah
dibanding harga sewa bulanan dan harian
Contoh:
Rumus 3: Berdasar Faktor Kolektif
Ini nih metode paling rumit. Kita harus memasukkan sebagian
besar atau semua unsur dari faktor-faktor yang mempengaruhi secara kolektif
dalam menghitung kisaran biaya sewa.
Untuk menyederhanakan, saya akan coba merumuskan
sebagai berikut
Harga sewa (H) = Total harga beli (HB) + laba yang diharapkan (L) : garansi (G)
Contoh: Kita akan membuka bisnis jasa rental
forklift. Total harga 1 unit forklift (DP + angsuran) adalah 100 juta. Garansi
produk dari pabrik pembuat forklift tersebut adalah 2 tahun. Berdasar data
hasil riset, calon pelanggan potensialnya hanya perusahaan yang punya intensitas
pemindahan barang dari gudang ke tempat produksi cukup tinggi. Dengan kata lain
pangsa pasarnya sempit. Kita berharap keuntungan 30%.
Maka harga sewa perbulannya adalah:
100.000.000 + 30.000.000 : 24 = 5.416.666,7
(dibulatkan ke bawah jadi 5,4 juta / bulan)
Masalahnya, dengan kasus seperti contoh persewaan
forklift di atas, adakah pelanggan yang akan menyewa? Bukankah lebih hemat jika
perusahaan beli sendiri daripada harus nyewa? Hal seperti itulah yang perlu
diperhitungkan secara detail dalam perencanaan usaha.
Jangan lewatkan: Cara Mendapatkan Peluang Usaha
Jangan lewatkan: Cara Mendapatkan Peluang Usaha
**
*** **
Rumus-rumus di atas hanyalah alat bantu semata.
Hasil dari analisa sendiri, bukan berdasar referensi dari sumber terpercaya
karena sejauh ini saya belum menemukan hasil penelitian ilmiah tentang metode
penghitungan harga sewa barang. Kemungkinan untuk jenis usaha rental persewaan
tertentu tidak dapat diterapkan.