Contoh Cara Negosiasi Harga yang Baik dan Buruk
Tawar menawar / nego harga antara penjual dengan
pembeli merupakan aktifitas jamak dalam dunia bisnis. Sebab seorang pedagang
pasti ingin menjual produk barang atau jasa dengan harga tingi supaya mendapat
untung banyak. Sedang pembeli cenderung ingin membeli dengan harga semurah
mungkin. Atas dasar alasan itulah berkembang teknik cara negoisasi yang baik
dan benar untuk menghindari teknik negosiasi yang buruk (tidak etis) dalam transaksi
dagang.
teknik negosiasi dalam transaksi penjualan |
Contoh kata-kata kalimat negosiasi yang santun, bagus, baik
dan benar dengan pelanggan ini mungkin bisa jadi teknik closing jitu agar
berhasil meningkatkan target penjualan. Saya bilang mungkin loh ya, bukan pasti.
Sebab masing-masing sales pemasaran punya cara taktik strategi bernegosiasi berbeda.
Teknik bertransaksi yang menurut saya efektif belum tentu cocok dipraktekkan
oleh orang lain.
Dalam perdagangan modern, sebenarnya seni negosiasi
harga mulai berkurang. Sebagian pedagang masa kini lebih suka menetapkan harga
pas untuk produk-produk yang dijual. Mungkin mereka tidak mau repot melayani
kebawelan calon pembeli dalam menawar harga layaknya transaksi pedagang di
pasar tradisional. Slogan “cek harga toko sebelah, cuci gudang, diskon big sale”
dan kata-kata sejenis dianggap cukup meyakinkan konsumen bahwa barang yang
dijual harganya lebih kompetitif dibanding pesaing. Sehingga tidak butuh trik teknik
negosiasi jitu dalam penjualan.
Kalau begitu, mengapa perlu belajar cara bernegosiasi?
Apa tujuannya? Alasannya karena tidak semua jenis usaha cocok menerapkan
kebijakan harga net. Beberapa jenis bisnis masih berlaku hukum tawar menawar
sebelum deal dengan pelanggan. Untuk itu staff marketing perlu mempelajari teknik
closing yang baik dan benar dalam bertransaksi untuk memasarkannya.
Contoh usaha yang perlu negosiasi dalam transaksi penjualan
Contoh usaha yang perlu skill teknik negosiasi bagus diantaranya
adalah:
- Pedagang pasar tradisional -> penjual pakaian, perabot rumah tangga, mainan, sayur, daging dll. Ada juga beberapa konsumen yang nawar harga meskipun belanja di mall dan pusat perbelanjaan modern. Mungkin karena sudah tradisi orang Indonesia suka seni negosiasi sebelum membeli
- Sales door to door -> alat kesehatan, kosmetik, alat masak dan hampir semua produk yang dipasarkan dari pintu ke pintu biasanya pasti ditawar (sering juga langsung diusir hehehe)
- Bisnis jual beli barang bekas -> mobil seken, sepeda motor seken, mesin bekas, HP seken, laptop seken dan semua produk bekas pakai pasti menerapkan sistem harga nego
- Jual beli / sewa property -> rumah, tanah, sawah, gedung, apartemen, gudang, ruko
- Jasa las -> pembuatan pagar, kanopi, teralis, konstruksi atap baja ringan
- Pemborong bangunan -> membangun rumah, gedung, jembatan, pasang batako dll
- Event organizer -> untuk acara pesta pernikahan, ulang tahun, pertunjukan, mengundang artis dll
- Catering -> pesanan nasi kotak, tumpeng, aqiqah, pesta kawinan, ultah
- Pedagangan partai besar -> grosir tempat kulakan, pembeli biasa minta diskon lebih meskipun sudah mendapat potongan harga
Masih banyak jenis bisnis lain yang biasa terjadi praktek
negosiasi / berunding harga antara penjual dan pembeli. Silahkan cari sendiri
contoh lainnya yang sering Anda temui. Saya malah punya teman negomania yang hobi
nawar. Beli sandal jepit aja lho pake nawar segala, “harganya 10 ribu? Mahal
amat! Gimana kalau 15 ribu saja, boleh ya?” Becanda...
Contoh teknik negosiasi yang baik dan benar serta cara penawaran yang tidak baik
Memasarkan produk dan bernegosiasi dengan calon
konsumen itu gampang-gampang susah. Bahkan bagi pemasar / negosiator ulung
sekalipun akan repot menghadapi calon pembeli yang ulet setengah mati dalam
menawar. Apalagi yang baru belajar marketing, bisa langsung frustasi! Tapi
itulah seninya berbisnis
Bagaimana cara negosiasi yang baik dan benar? Berikan
contohnya. Inilah beberapa contoh kata-kata percakapan antara penjual dan
pembeli yang menurut saya sesuai dengan etika. Asumsikan saja kita adalah salesman
yang menawarkan produk. Kita mulai dari pertanyaan, komentar dan hal-hal yang sering
diucapkan calon pembeli
Contoh kalimat negosiasi untuk menjawab pertanyaan calon pembeli: “Kok harganya mahal?”
Perhatikan contoh kata-kata untuk menanggapi keberatan
calon pembeli soal harga yang dirasa terlalu mahal beriku. Contoh penjelasan yang
baik dan santun dalam negosiasi tertulis dengan warna biru. Sedang contoh kalimat
negosiasi yang buruk atau kurang mengena saya beri warna merah
“Harga segini mungkin sedikit mahal. Tapi mohon maaf, kalau boleh bertanya, menurut bapak / ibu lebih irit mana beli barang sedikit lebih murah tapi belum setahun dipakai sudah rusak atau beli barang agak mahal tapi awet?”
Trik menjawab pertanyaan dengan bertanya balik semacam
ini secara psikologis akan membuat mereka berpikir logis. Mereka memaklumi
harganya mahal karena kualitasnya bagus / lebih tahan lama. Dan kemungkinan
besar mereka terpancing untuk membeli produk yang kita tawarkan karena punya
nilai lebih. Tapi ingat, jangan berbohong dengan mengatakan produk biasa saja
dengan kualitas super
Teknik pemasaran terkait: Contoh kata-kata kalimat promosi yang baik
Bandingkan jika kita menanggapinya seperti contoh kalimat
di bawah ini:
“Ya, mau gimana lagi? Harga dari pabriknya sudah segitu, bu”
Jawaban ini hanya akan membuat calon pembeli berpikir
bahwa produk yang Anda tawarkan harganya memang mahal, titik! Mereka tidak tahu
kelebihan apa yang membuatnya menjadi lebih mahal dari produk sejenis.
Contoh kalimat dalam menjelaskan keunggulan produk yang
tidak baik lainnya:
“Ya wajar harganya mahal. Soalnya ini produk nomor satu di dunia. Asal ibu tahu, presiden Amerika pakai merek ini juga, lho.” Atau “Ini barang tidak akan rusak dipakai seumur hidup.”
Coba bayangkan. Jika Anda ada di pihak konsumen, kesan apa
yang terlintas dari kata-kata promosi selangit seperti itu? Kalau saya sih
pasti menahan tawa karena langsung ketahuan bohongnya.
Intinya, menjelaskan keunggulan barang atau jasa yang
kita jual itu penting. Tapi untuk meyakinkan calon pelanggan bahwa harga yang
Anda tawarkan sepadan dengan kelebihan produk, harus dilakukan secara wajar.
Jangan terlalu melebih-lebihkan sehingga konsumen merasa dibodohi.
Cara menghadapi calon pelanggan yang menawar, “harganya bisa kurang tidak?”
Jika konsumen sudah bertanya, “harganya bisa kurang /
turun lagi tidak?” Ini sebenarnya pertanda dia tertarik dengan produk yang kita
tawarkan dan kemungkinan besar akan deal transaksi. Ada 2 altenatif yang bisa
kita lakukan: Kita turun harga sedikit atau bertahan dengan harga yang kita
tawarkan karena sudah tidak ada keuntungan lagi jika harus melepas dengan harga
dibawahnya.
Ini contoh kata-kata yang baik jika Anda ingin
menurunkan harga:
Anda cukup mengatakan “Kalau beli sekarang, khusus untuk ibu saya kasih harga spesial sekian” atau, “Karena masih promosi, saya potong sekian persen”
Kata-kata “kalau beli sekarang” atau “masih promosi” itu
secara halus akan mensugesti konsumen untuk segera membeli sekarang juga. Jika
mereka benar-benar sudah sangat tertarik, pasti khawatir besok harganya
berubah. Penambahan kata “khusus untuk ibu” juga bagus, membuat pelanggan
merasa tersanjung dianggap istimewa
Sedang contoh kalimat negosiasi yang kurang baik
adalah:
“Kalau saya turunkan jadi sekian, bagimana bu?” atau, “Baiklah kalau ibu memaksa, saya diskon lagi buat penglaris.”
Sekilas tidak ada yang salah dengan kalimat diatas.
Tapi coba perhatikan. Pertanyaan “bagaimana bu?” itu terkesan kita membuka
peluang bagi konsumen untuk menawar lebih murah lagi. Sedangkan kata-kata “kalau
ibu memaksa...” itu sama saja Anda menuduh konsumen telah melakukan pemaksaan.
Bagi pelanggan yang cuek sih tidak masalah. Bagaimana kalau ketemu calon
pembeli / client yang sensitif? Pas lagi dapet misalnya, oops! Kan bisa
menyinggung perasaan. Ujung-ujungnya jadi ilfeel dan memutuskan batal membeli
Contoh kalimat untuk mempertahankan harga jika calon customer menawar
Selanjutnya adalah contoh kata-kata untuk tetap
bertahan pada harga terakhir yang kita tawarkan. Ini adalah langkah penentuan
apakah transaksi akan deal atau lose deal. Kita mulai dari kalimat bertahan dalam
negosiasi yang baik dan benar:
“Mohon maaf, itu sudah harga terbaik yang bisa kami berikan, tidak bisa turun lagi”
Itu bisa Anda katakan setelah diawali dengan berbagai
penjelasan dan harganya memang sudah mentok karena sudah diturunkan sebelumnya.
Cukup itu saja yang perlu Anda katakan. Tidak perlu memperpanjang penjelasan
seperti:
“Maaf, harganya sudah mentok. Soalnya saya kulakan harganya sudah sekian. Kalau dibawah itu, bisa rugi saya. Boleh cek di tempat lain.”
Contoh kata-kata mempertahankan harga seperti itu paling sering
kita temui. Meski sering kita dengar dari para pedagang, kesannya kok gimana
gitu. Lebih mirip orang yang lagi curhat ketimbang bertransaksi. Mungkin
beberapa calon pembeli akan merasa iba dan memutuskan untuk membeli. Tapi menurut
saya teknik closing seperti itu kurang baik. Kita ini jual produk, bukan jualan
rasa iba
Contoh kata-kata pamungkas yang paling tidak
direkomendasikan oleh pakar bisnis manapun dan harus dihindari adalah:
“Kalau mau beli ya silahkan. Kalau tidak ya cari saja di toko lain. Bawel amat sih?!”
Jangan terpancing emosi dengan mengucapkan kalimat seketus batu macam ini ya. Jika Anda lakukan, saya berani jamin 100% calon
pelanggan langsung kabur sambil mengomel. Dan sampai kiamat dia tidak bakal sudi
balik lagi. Boleh dibuktikan kalau tidak percaya!
Contoh sikap dan tutur kata yang baik dalam bernegosiasi
Barusan kita membahas tentang teknik kata-kata yang
baik dan benar serta yang kurang mengena dalam negosiasi. Selanjutnya kita
kupas masalah sikap dan cara bertutur kata yang baik dalam menghadapi konsumen.
Saat transaksi dengan client, sebaiknya kita selalu:
- Tersenyum ramah -> walau dalam hati kesal dengan calon konsumen yang luar biasa ulet soal tawar menawar, sebaiknya perasaan dongkol itu simpan rapat-rapat. Berusahalah tersenyum ramah walau hati menangis, cie ciee...
- Bersikap wajar -> jangan menunjukkan reaksi dan ekspresi berlebihan. Contohnya terlalu aktif menggerakkan tangan atau kaki saking semangatnya dalam memberi penjelasan. Jangan terlalu sok akrab sampai tertawa ngakak. Memukul-mukul atau membanting barang yang kita tawarkan meskipun itu dengan maksud untuk membuktikan kehandalannya. Serta sikap terlalu lainnya
- Bertutur kata sopan -> Bicaralah dengan volume sedang namun cukup terdengar jelas. Tidak terlalu pelan atau keras. Jangan berkata kasar, menyindir apalagi mengintimidasi calon pembeli.
- Berkata jujur -> Jangan berbohong dengan terlalu melebih-lebihkan produk yang ditawarkan dan menutupi kelemahannya. Jelaskan apa adanya sesuai fakta. Jangan pula menjelek-jelekkan brand merek lain yang sejenis. Itu menyalahi etika berbisnis
- Tatap mata lawan bicara -> usahakan memandang ke arah mata (setidaknya wajah) calon konsumen. Jangan mengarahkan pandangan ke arah lain, apalagi ke bagian tubuh calon konsumen yang sensitif. Contohnya bagian pay... ah, sudahlah!
Contoh sikap dan ucapan yang kurang baik dalam menawarkan barang
Ini adalah kebalikan dari sikap dan tutur kata yang
telah dijelaskan di atas. Tindakan kurang simpatik seperti contoh dibawah harus dihindari saat bertemu dengan pelanggan:
- Pasang muka cemberut -> Jangankan calon konsumen, pacar sendiri saja ogah jika kita pasang muka masam seperti itu
- Mata jelalatan -> ini memberi kesan kita tidak serius atau malah dianggap kurang ajar?
- Memotong pembicaraan -> beri kesempatan konsumen bicara. Jangan seperti orang lagi debat kusir
- Terlalu ngotot -> konsumen akan merasa kurang nyaman kalau kita terkesan memaksa seperti itu
- Bersikap acuh tak acuh -> misalnya asik main handphone saat konsumen bicara. Siapapun akan cepat angkat kaki jika dicuekin
- Terlalu lebay -> misalnya sok genit memuji pelanggan berlebihan. Contohnya, “aih... apa kabar? Bapak kelihatan ganteng banget hari ini.” Kecuali sudah kenal akrab sebelumnya tidak jadi soal. Atau malah bisa jadi senjata andalah agar konsumen mau beli ya? Heheh..!
- Bersandiwara -> menyuruh teman sendiri untuk pura-pura jadi konsumen itu trik kuno, sudah kadaluarsa. Ingat, kita lagi usaha jualan, bukan shooting drama Korea!
“Negosiator / juru runding yang baik dalam bisnis selalu menggunakan teknik dan cara bijak dalam negosiasi sesuai etika yang berlaku. Transaksi yang dilandasi trik curang akan berdampak buruk pada diri sendiri maupun pada brand image dari merek yang dijual”
Baca juga: kata nasehat bijak orang terkaya di dunia
Memang, tips dan cara diatas tidak selalu membuahkan
hasil penjualan sesuai target. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen dalam membeli produk barang atau jasa yang kita pasarkan. Salah satu
elemen paling penting adalah kualitas produk. Mau negosiasi sejago apapun, seorang
pengusaha tidak mungkin menaikkan omset penjualan jika produk yang dihasilkan
bermutu jelek dan harganya terlalu mahal