Potensi Usaha Jasa Panen Padi di Malang
Peluang usaha jasa panen padi dan rental alat perontok padi. Masa
panen padi adalah saat yang paling ditunggu para petani. Karena pada masa
inilah, hasil jerih payah mengolah sawah dapat mereka nikmati. Semua petani di
desa berharap hasil panen mereka menghasilkan gabah melimpah ruah.
Jasa pemanen padi dan usaha rental persewaan alat /
mesin perontok padi juga ikut ketiban rejeki pada saat musim panen tiba. Karena
tenaga mereka sangat dibutuhkan oleh petani untuk membantu memanen padi di
sawah.
Seperti yang diceritakan Pak Momon, tukang panen yang
saya temui tadi siang, 14 juni 2017 di kampung Jambangan, kelurahan Pandanwangi
Malang. Pria berusia 60-an tahun ini terlihat sigap mengemas mesin panen atau
alat perontok padi sehabis dipakai memanen sawah pelanggan. Kebetulan letak
sawahnya tak jauh dari bengkel las saya.
Saya tertarik melihat mesin panen yang digunakan terlihat
sederhana. Bentuknya kecil dan ringan, seperti tampak dalam foto di atas. Beda
dengan alat panen buatan pabrik yang besar dan berat serta harganya ratusan
juta rupiah. Cara kerja mesinnya juga masih mengadopsi sistem kerja alat
perontok tradisional yang digenjot dengan pedal. Hanya saja penggeraknya
memakai mesin diesel sebagai pengganti tenaga manusia.
Ketika saya tanya, itu alat beli jadi atau modifikasi?
Beliau mengaku kurang tahu, karena alat perontok padi itu milik juragannya.
Beliau hanya mengoperasikan saja dan dibayar berdasar berapa kuintal gabah yang
dipanen. Untuk satu kwintal gabah, dihargai 45.000,- rupiah. Upah itu dibagi
dengan 3 rekan lainnya. Jadi, mereka berempat masing-masing menerima bayaran
sekitar Rp. 10.000,- /kwintal gabah. Sedang 5.000 untuk biaya solar.
Berikut adalah petikan wawancara, lebih tepatnya
obrolan karena saya bukan wartawan. Hanya ingin share saja pada pembaca tentang
seluk beluk usaha jasa memanen padi di Malang. Buat nambah pengetahuan saja.
Mungkin di daerah lain sistemnya beda
Berapa ongkos panen perhektare?
Kalau di sini hitungannya bukan perluas tanah, mas. Ongkos borongan panen di sini 50 ribu rupiah/kwintal. 45 ribu untuk orang yang memanen, sedang 5.000 untuk pemilik mesin sebagai biaya sewa alat. Ongkos tersebut termasuk jasa angkut gabah sampai ke jalan. Jadi untuk transportasi sampai ke rumah, petani yang ngangkut sendiri pakai pick up.
Sehari bisa panen berapa kwintal / ton?
“Tak tentu. Tergantung padinya bagus atau tidak dan lokasi juga pengaruh. Kalau lokasinya dekat jalan seperti ini ya bisa 15 sampai 20 kwintal. Tapi kalau jauh ya, paling 10 kwintal”
Berarti penghasilan sehari rata-rata berapa?
“Ya, 100 sampai 200 ribuanlah perorang. Tapi ya nggak mesti, momong rejekilah, mas... Yang penting dapur ngebul”
Obrolan tak berlangsung lama karena beliau buru-buru.
Saya kemudian ngobrol dengan Pak Sugito, petani yang biasa menggunakan jasa pemanen
padi. Menurut beliau, biaya borongan panen menggunakan mesin alat panen lebih
murah dan cepat dibanding menggunakan tenaga manusia. Hasilnya juga lebih
banyak karena tak banyak bulir padi yang terbuang.
Saya kemudian menganalisa potensi usaha sewa alat panen
berdasar keterangan Pak Momon. Jika sehari rata-rata memanen 15 kuintal, maka 1
alat perontok padi menghasilkan 75 ribu rupiah/hari. Anggap saja masa efektif
panen dalam semusim adalah sebulan dan setahun tiga kali panen, maka hasil
setahun adalah:
75.000 x 30 x 3 = 6.750.000,-
Saya prediksi untuk membuat alat panen seperti itu
(dalam gambar), harganya sekitar 10 juta (saya bisa membuat perkiraan karena usaha saya di bidang bengkel las). Jadi, untuk balik modal butuh waktu kurang
dari 2 tahun. Masih cukup menguntungkan. Apalagi dilengkapi dengan sewa alat pertanian lain
seperti yang telah kami ulas dalam artikel sebelumnya: Prospek Usaha SewaTraktor
Analisa ini berdasar kondisi pertanian di Malang,
terutama di dekat tempat saya yang sistem pengairannya bagus dan tanahnya subur
sehingga dalam setahun bisa 3x panen. Untuk daerah sawah tadah hujan, setahun
maksimal 2x panen. (sayangnya, lahan sawah pertanian subur di Malang kian menyempit karena banyak dialih-fungsikan menjadi lahan beton alias ruko dan perumahan. Dan tak lama lagi, mungkin secuil sawah yang tersisa seperti di foto ini juga akan berubah jadi pemukiman orang kaya. Miris...)
Tapi untuk merentalkan alat panen buatan pabrik yang
harganya selangit seperti dalam contoh gambar daftar harga di bawah, saya belum
punya cukup referensi untuk membuat analisa yang tepat. Sebab, jika mengacu
pada contoh kasus di atas, tentu butuh waktu puluhan tahun untuk BEP. Tapi
melihat kecanggihannya, pastinya alat panen seperti ini mampu memanen jauh
lebih cepat dibanding alat modifikasi buatan sendiri. Hasilnya harusnya juga lebih besar. (Lain waktu mungkin akan saya cari info data yang lebih akurat)
Perhatikan, harga mesin panen merk Quick QH 11 DM yang tergolong "paling murah" adalah Rp. 79.450.000,-. Harga Crown Combine Harvester CCH 790 Tomcat, dibandrol Rp. 80 juta. Sedang alat panen merek Kubota Zaaga BN 120 AT 8.5 HP harganya mencapai 84 juta. Type yang lebih canggih bisa mencapai 135 jt!! Daftar harga selengkapnya bisa klik di: lkpp.go.id
Data dan fakta yang kami jadikan bahan acuan untuk menghitung dan menganalisa potensi bisnis sewa mesin panen di atas mungkin masih lemah, kurang valid. Tapi setidaknya bisa memberi gambaran untung ruginya secara umum. Tapi jika dipikir secara bodo-bodoan, harusnya masih ada keuntungan. Kalau rugi, tak mungkin ada yang terjun menjalankan usaha ini. Hehehe... Bagaimana, ada yang tertarik mengembangkan bisnis jasa panen padi atau rental mesin pemanen padi? Silahkan dianalisa untung ruginya lebih mendalam. Yang jelas, membuka usaha seperti ini sangat membantu petani di daerah pedesaan. Apalagi di jaman sekarang, di mana mencari tenaga buruh tani itu susah. Kunjungi juga artikel menarik tentang bisnis di daerah kampung ini: Usaha yang cocok di pedesaan