10 Masalah dalam Pemasaran Jasa
Materi pemasaran jasa - Menurut Philip Kotler dan Paul
N Bloom dalam buku Teknik dan Strategi Memasarkan Jasa Profesional, ada 10
masalah khas dalam memasarkan jasa. Sebetulnya sang pakar ekonomi merujuk
kesepuluh masalah tersebut merupakan hal penting untuk pemasaran pada jasa
profesional. Contohnya: dokter, akuntan, pengacara, konsultan keuangan, jasa
arsitektur dan sejenisnya
Namun dalam perkembangannya, hampir tidak ada batasan
antara jasa profesional dengan jenis jasa yang lain. Kriteria profesional
sendiri tidak lagi mengacu pada latar belakang akademis si pelaku jasa,
melainkan lebih pada bagaimana services tersebut diberikan kepada konsumen. Jadi
kita asumsikan semua pelaku bisnis di bidang jasa; sekecil apapun usahanya, termasuk pengusaha muda pemula juga wajib mempelajari hal pokok / prinsip marketing
professional services ini.
Apa saja 10 prinsip pokok masalah-masalah pemasaran jasa profesional yang umum terjadi dalam bisnis jasa: keuangan, investasi,
teknik, properti, transportasi, kuliner, kesehatan, kecantikan, pendidikan,
rental persewaan dan sejenisnya? Berikut rangkuman teorinya menurut Philip
Kotler:
- Tanggung gugat (tanggung jawab) pada pihak ketiga
- Ketidak-pastian client
- Pengalaman mutlak diperlukan
- Keserbanekaan yang terbatas
- Menjaga pengendalian mutu
- Membuat pelaku menjadi penjual
- Menyediakan waktu profesional untuk pemasaran
- Tekanan untuk bersikap tanggap saja dan bukan aktif menciptakan kegiatan
- Pengaruh iklan tidak diketahui
- Basis pengetahuan pemasaran yang terbatas
Bagi yang belum memahami intisari dari masalah mendasar
dalam memasarkan jasa, silahkan lanjut untuk membaca penjelasannya. Walau
sebagian pemasar menganggap teori marketing hanya sekedar teori dan sulit
diterapkan dalam praktek lapangan, tidak ada salahnya dibaca untuk menambah
wawasan kita. Syukur dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun strategi marketing yang baik
Masalah 1: Tanggung gugat (tanggung jawab) pada pihak ketiga
Dalam memasarkan produk jasa, bukan hanya tentang cara menarik
minat dan memuaskan pelangan semata. Tapi juga bagaimana pihak ketiga di luar
client memberikan tanggapan atas program pemasaran kita.
Yang dimaksud tanggung gugat pihak ketiga di sini bisa
berbeda antara bentuk jasa yang satu dengan yang lainnya. Sifatnya berhubungan
dengan konsekwensi hukum serta etika.Contoh:
- Seorang akuntan publik tidak bisa menawarkan jasa untuk membiarkan ketidakberesan keuangan client, biarpun itu mereka sendiri yang meminta. Karena laporan keuangan yang dibuat akan dipertanggung-jawabkan pada pihak ketiga yaitu: pemegang saham, dinas perpajakan dan kode etik profesional
- Seorang insinyur tidak boleh membuat desain bangunan gedung atau pabrik untuk client yang sekiranya merugikan masyarakat sekitar
- Seorang pengelola klinik kecantikan tidak boleh memberikan jenis obat atau kosmetik yang tidak memiliki izin POM (sebagai pihak ketiga) kepada pelanggan
Pengelola jasa, baik itu yang masuk kategori jasa
profesional atau jasa komersil harus sadar, bahwa melayani satu pelanggan sejatinya
juga melayani “cient” pihak ketiga yang terkait dengan usahanya seperti
dicontohkan di atas. Sistem pemasaran yang hanya mengacu pada kepentingan
pelanggan dan keuntungan usaha sendiri tanpa mengindahkan tanggung gugat pihak
ketiga bisa berakibat tidak baik. Yaitu: hilangnya kepercayaan dan dicabutnya
izin profesi (izin usaha)
Masalah 2: Ketidakpastian Pelanggan
Masalah kedua yang harus dipertimbangkan dalam
marketing jasa adalah terkait karakteristik jasa. Dimana seperti sudah
dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya, penawaran produk jasa tidak bisa
dinilai sebelum konsumen membelinya. Bahkan untuk jenis jasa profesional
tertentu, pelanggan tidak bisa mendapat kepastian apakah jasa yang digunakan
memberikan hasil sesuai yang diinginkan atau tidak. Contoh:
- Seorang pengacara tidak bisa memberi kepastian apakah client yang dibelanya terbebas dari jerat hukum atau tidak
- Seorang dokter tidak bisa memberi jaminan apakah penyakit yang diderita pasien bisa sembuh atau tidak
- Seorang terapis kecantikan tidak bisa menjamin wajah pelanggannya berubah cantik setelah melakukan perawatan di beauty centre. Kalau dari sononya jelek ya jelek aja 😄
Hal-hal penuh ketidak-pastian seperti ini yang harus
dijelaskan oleh seorang pemasar dalam memasarkan jasanya. Intinya, berikan
pengertian pada calon client sehingga tidak terjadi komplain atau masalah setelah
mereka memutuskan memakai jasa yang ditawarkan
Masalah 3: Faktor Pengalaman
Terkait masalah nomor 2, meskipun tidak ada kepastian, pembeli
jasa biasanya punya bahan pertimbangan yang digunakan dalam memilih jasa yaitu:
pengalaman. Calon pelanggan cenderung memilih penyedia jasa yang punya pengalaman
sebelumnya di situasi yang sama. Contoh:
- Penyedia jasa katering yang sudah lama melayani berbagai event besar, lebih dipilih pelanggan karena faktor jam terbang atau pengalaman
- Bengkel mobil / motor modifikasi yang berpengalaman lebih meyakinkan pecinta kendaraan custom design untuk menyulap mobil atau motor mereka
- Konsultan keuangan atau broker saham berpengalaman, lebih dipercaya oleh investor
- Dokter spesialis yang berpengalaman menangani pasien, selalu ramai dikunjungi pasien baru maupun lama
Faktor inilah yang harus dipertimbangkan, terutama bagi
penyedia jasa baru yang belum punya nama. Maka, pembuktian kualitas pada
segelintir pelanggan mutlak harus dijaga. Memang butuh proses panjang. Tapi itulah
tantangan dan konsekwensi bisnis yang baru mulai jalan. Apapun bentuk
bisnisnya!
Masalah 4: Keterbatasan Lingkup Pelayanan
Philip Kotler menyebut point ke 4 ini dengan istilah “keserbanekaan
yang terbatas”. Dan mungkin hanya berlaku bagi beberapa jenis jasa profesional
saja. Dimana lingkup service yang diberikan dibatasi oleh aturan standar sehingga
sulit memberikan pelayanan yang berbeda dengan pesaing. Contohnya:
- Semua akuntan publik mempunyai standar audit akuntansi yang sama
- Semua dokter bersalin harus mengikuti prosedur yang sama dalam menangani kelahiran bayi
Jika Anda adalah staff marketing dari jenis jasa
seperti itu, pintar-pintarlah membuat pembeda. Senyum ramah, tutur kata sopan, cepat
tanggap pada keluhan pelanggan merupakan hal yang mungkin bisa mencuri hati klien
Masalah 5: Menjaga kendali mutu
Menjaga kendali mutu (kualitas) merupakan tugas dan
tantangan berat bagi pemasar jasa pada umumnya. Karena berbeda dengan produk
barang jadi dimana mutu produk bisa dikendalikan dengan mesin produksi canggih,
tidak demikian dengan produk jasa. Dalam bisnis jasa, peran human services lebih dominan
Situasi menjadi rumit ketika staff marketing telah
berhasil meyakinkan pelanggan untuk menggunakan jasa yang ditawarkan, sementara
karyawan di bagian lain tidak sejalan. Maka penting bagi sebuah organisasi jasa
mempekerjakan pegawai pilihan yang memahami prinsip kerja masing-masing. Semua
harus bekerja sama dengan kinerja terbaik. Putusnya salah satu mata rantai
pelayanan bisa mempengaruhi penilaian pelanggan secara keseluruhan. Contoh:
- Kecerobohan teknisi pada jasa video shooting / fotogafi berdampak pada hasil akhir secara keseluruhan
- Kecerobohan sopir catering bisa membuat masakan tumpah dan acara resepsi pernikahan pelanggan bisa berantakan meskipun koki telah bekerja sempurna
- Ketidak-telitian asisten montir dalam mengencangkan baut bisa berakibat fatal pada jasa servis motor / mobil
Masalah 6: Membuat pelaku menjadi penjual
Sebenarnya Mr Kotler mengasumsikan masalah pemasaran
jasa yang keenam ini beraku untuk jasa professional. Dimana menyerahkan tugas
pemasaran pada staff saja dalam memasarkan jasa profesional yang ditawarkan bukan
langkah yang bijak. Pelaku profesional (arsitek, akuntan, konsultan, pengacara)
juga harus ikut berperan dalam penjualan.
Hal ini karena para profesional sering merasa gengsi
kalau harus terjun sendiri dalam mencari client. Belum pernah lihat ada dokter
spesialis kulit mendatangi orang jerawatan dan menawarkan jasa pengobatan kan?
Paling hanya melakukan promosi di media offline atau online dalam memasarkan
jasa klinik kecantikannya
Kalau untuk jasa komersil, pelaku bisa kita asumsikan
sebagai pemilik atau pengelola. Tidak ada salahnya juga membantu pemasaran.
Setidaknya ikut mempresentasikan jasa yang ditawarkan pada pelanggan. Ingat,
pelanggan akan merasa mendapat penghormatan jika dilayani langsung oleh
bossnya. Contoh, seorang pemilik tempat servis mobil besar tidak segan menyapa dan
ngobrol dengan pelanggan.
Masalah 7: Menyediakan waktu profesional untuk pemasaran
Masalah ke 7 ini mungkin lebih banyak terjadi dalam
jasa profesioanal yang menerapkan tarif per-jam dalam pelayanannya. Contohnya konsultan,
psikolog, motivator dan sejenisnya. Bagi penyedia jasa jenis ini, client hanya
membayar untuk waktu layanan yang digunakan. Bukan waktu untuk pemasaran
Bagi usaha jasa kecil tentu tidak jadi masalah karena
mereka tidak mempersoalkannya. Tapi bayangkan jika itu terjadi pada konsultan
penting yang tarif perjamnya ratusan dollar?
Masalah seperti inilah yang harus dipertimbangkan.
Jadi, mengatur jadwal atau manajemen waktu merupakan hal penting. Bahkan bagi
penyedia jasa kecil-kecilan, anggap saja sebagai ajang berlatih jadi orang
penting! :D
Masalah 8: Tekanan untuk bersikap tanggap saja dan bukan aktif menciptakan kegiatan
Poin ke 8 ini berkaitan dengan manajemen waktu. Dalam
memenuhi permintaan konsumen yang konstan, profesional (baca: penyedia jasa)
dituntut mampu menyediakan jasa dalam tempo singkat. Kadang konsumen
beranggapan layanan yang dia butuhkan seolah semudah mengucap “sim salabim”.
Dan ini sering mengacaukan jadwal yang telah disusun.
Masalah seperti ini sering terjadi. Menjadi dilematis
jika “order dadakan” datangnya dari pelanggan kelas elite atau orang yang kita
kenal baik. Didahulukan bikin agenda berantakan, ditolak efeknya bisa buruk.
Cara mengatasinya bersifat kondisional. Misalnya:
- Anda bisa memberi pengertian secara baik-baik agar pelanggan sedikit bersabar. Berikan alasan logis mengapa permintaannya tidak bisa dilakukan dalam waktu secepat yang dia minta
- Mengerjakan keinginannya dan mengatur jadwal ulang untuk pekerjaan yang lain
- Menyanggupi permintaannya dan melemparnya pada mitra yang menyediakan jasa yang sama
Dalam situasi delematis seperti ini, intinya harus
cepat mencari jalan keluar yang baik bagi semua pihak.
Masalah 9: Pengaruh iklan tidak diketahui
Pada saat Philip Kotler menulis buku ini, jarang ada
perusahaan jasa yang mengiklankan produknya. Karena dianggap baru, maka
seberapa besar dampak iklan dalam menaikkan omzet belum jelas. Demikian juga
media iklan apa yang sekiranya cocok masih mengambang. Tapi di era modern ini, dimana
akses informasi informasi sedemikan cepat bahkan real time, tampaknya sudah
bukan jadi masalah lagi
Cara sederhana adalah dengan menampilkan nomor kontak
(telepon / WA) yang berbeda pada tiap jenis promosi. Dari banyaknya komunikasi
yang terjadi kita akan tahu dari mana datangnya calon konsumen sehingga bisa
dianalisa jenis iklan atau promosi apa yang paling efektif. Dengan demikian
kita bisa fokus pada media periklanan yang memberikan feed back dominan
Masalah 10: Basis pengetahuan pemasaran yang terbatas
Masalah terakhir ini paling fatal jika tidak diatasi. Logikanya,
bagaimana bisa memasarkan jika pengetahuan tentang ilmu marketing saja tidak
menguasai? Dan inilah salah satu faktor terbesar rontoknya usaha secara umum.
Bukan saja berlaku untuk jenis bisnis jasa tapi juga semua bisnis
Bagaimana cara memperdalam ilmu pemasaran? Banyak.
Sebagian sudah kami ulas di blog ini. Termasuk cara memasarkan jasa bengkel,
katering, servis elektronik dll. Contohnya, banyak baca artikel atau buku-buku marketing.
Ikut seminar pelatihan pemasaran. Dan yang pasti, belajar dari pengalaman diri
sendiri maupun orang lain!
- Tips terkait: Hambatan dan solusi dalam merintis bisnis pemula
10 masalah pemasaran jasa ini pasti dialami pelaku jasa
dengan tingkat yang berbeda-beda. Tapi semua persoalan pasti ada jalan
keluarnya
Catatan: artikel ini merupakan modifikasi dari buku karangan Philip Kotler dan Paul N Bloom berjudul marketing professional services. Ada beberapa item yang dikembangkan sesuai kondisi zaman now tanpa mengurangi isi secara keseluruhan. Untuk kepentingan literasi, sebaiknya mengutip dari sumber aslinya dan tidak dianjurkan memakai artikel ini sebagai bahan referensiSebagian solusi dalam memecahkan masalah pemasaran jasa ini hanya merupakan pemahaman dan pendapat pribadi dari admin blog yang kompetensinya masih diragukan. Maklum saya hanyalah usahawan kecil di bidang jasa yang lebih sering belajar dari praktek lapangan dibanding dari buku teori. Semoga ulasan sederhana ini berguna sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pengembangan pemasaran jasa